Thursday, February 28, 2013

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


STATEGI BELAJAR MENGAJAR

A.    KONSEP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
o   Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
b.      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c.       Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
d.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
o   Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Konsep dasar strategi belajar mengajar
2.      Sasaran kegiatan belajar
3.      Belajar mengajar sebagai suatu system
4.      Hakekat proses belajar
5.      Entering behavior siswa
6.      Pola-pola belajar siswa
7.      Memilih sistem belajar mengajar
8.      Pengorganisasian kelompok belajar
9.      Pengelolaan atau implementasi proses belajar mengajar.

B.     HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN MENGAJAR
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.
ü  Tujuan. Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
ü  Bahan Pelajaran. Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar.
ü   Kegiatan Belajar Mengajar. Kegaiatan belajar mengajar adalah ini kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
ü  Metode. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
ü  Alat. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
ü  Sumber Pelajaran. Sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
ü  Evaluasi. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Berpijak pada konsep keragaman gaya belajar dan perbedaan tingkat kecenderungan multiple intelligence siswa mengenai adanya perbedaan individual, kiranya penting untuk diperhatikan bagi para guru untuk memahami keragamaan gaya belajar siswa ini. Dengan demikian, diharapkan setiap individu siswa dapat belajar secara menyenangkan, karena model pembelajarannya didesain berlandaskan pada gaya belajar dan kecerdasan yang ada pada masing-masing siswa.

C.    BERBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatanya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a.       Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Approach)
b.      Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Approch).
c.       Metode pembelajaran dapat di artikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Macam-macam metode pembelajaran:
1.      Ceramah
2.      Demonstrasi
3.      Diskusi
4.      Simulasi
5.      Laboratorium
6.      Pengalaman Lapangan
7.      Brainstorming
8.      Debat
9.      Simposium
·       Metode Ceramah dan Demonstrasi termasuk dalam kategori pendekatan yang berpusat pada guru.
·       Metode Diskusi, Simulasi, Laboratorium, Pengalaman Lapangan, Brainstorming, debat, dan Simposium termasuk dalam kategori pendekatan yang berpusat pada siswa.
Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu:
a)      Pendekatan Individual, misalnya untuk membantu mempermudah memecahkan persoalan kesulitan belajar anak didik.
b)      Pendekatan kelompok; yakni untuk mengembangkan sikap sosial anak didik
c)      Pendekatan bervariasi, yakni pendekatan yang bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam.
d)      Pendekatan edukatif, yakni setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
e)       Pendekatan pengalaman, misal: pemberian tugas untuk melaksanakan kegiatan di bulan Ramadhan seperti syaum, tarawih, kultum,dan tadarus.
f)       Pendekatan pembiasaan, misal: memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya.
g)       Pendekatan emosional, yakni suatu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran agamanya.
h)       Pendekatan rasional, yakni guru berusaha untuk memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
i)        Pendekatan fungsional, yakni bagaimana membuat anak dapat mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya.
j)        Pendekatan keagamaan, yakni membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati, dan diamalkan selama hayat siswa di kandung badan.
k)      Kebermaknaan, yakni pendekatan yang lebih memperhatikan ketepatan dalam penggunaan bahasa.

D.    KEDUDUKAN, PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM PENGAJARAN
ü Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar.    
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode yaitu:
1.    Metode sebagai Alat motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah petingnya dari komponen lalinnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1988;90) adalah motif – motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2.    Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam – macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Factor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
3.    Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita – cita yang akan dicapai dlam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang member arah kemana keegiatan belajar mengajar akan dibawa. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akn sia – sialah tujuan tersebut.
ü  Pemilihan dan Penentuan Metode
1.    Nilai Strategi Metode
2.    Guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas.
3.    Efektivitas Penggunaan Metode, Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
ü  Pentingnya Pemilihaan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreativ bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemulihan dan penetuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
ü  Faktor – factor yang mempengaruhi Pemilihan Metode
 Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jjika memahami sifst – sifst masing – masing metode tersebut. Winarno Surahmad (1990; 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :
Ø  Anak Didik, Anak didik adalah manusia berpotensi yang mengahajatkan pendidikan.
Ø   Tujuan, Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Ø  Situasi, Situasi adalah suasana kegiatan belajar mengajar yang guur ciptakan tidak selalu sama dari hari kehari.
Ø  Fasilitas, Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akna mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
Ø  Guru, Guru adalah manusia berpotensi yang mengjarkan pendidikan.
Kedudukan metode mencakup: kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Macam – macam Metode Belajar
a.      Metode Proyek atau Unit
Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannnya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki:
o   Kelebihan :
a.       Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b.      Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari – hari secara terpadu.
c.       Metode ini sesuai dengan prinsip – prinsip Didaktik modern.

o   Kekurangan :
a.       Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini,baik secara vertical maupun horizontal belum menunjang pelaksanaan metode ini
b.      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
c.       Pemilihan topic ini yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan sumber – sumber belajar yang diperlukan.
b.      Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalamji dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

§  Kelebihan: 
1.   Membuat siswa percaya atas kebenaran
2.   Dalam membina siswa untuk membuat trobosan – trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya.
3.   Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
§  Kekurangan :
1.      Metode ni lebih cocok dalam bidang sains dan tekhnologi
2.      Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan
3.      Metode ini menuntut keuletan, ketelitian, danketabahan.

c.       Metode Tugas dan Resitasi
 Metode Resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru meemberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
Ø Kelebihan :
a.       Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual atau kelompok.
b.      Dapat mengembangkan kemandirian siswa.
c.       Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
Ø  Kekurangan :
a.       Siswa sulit dikontrol
b.      Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
c.        Sering memberikan tugas yang monoton

d.      Metode Diskusi
 Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa – siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau peertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a.       Kelebihan :
1. Merangsang kreatifitas anak didik
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
b.      Kekurangan :
1)      Tidak dapat dipakai dalam bentuk kelompok yang besar.
2)      Pessserta mendapat informasi yang terbatas.
3)      Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang   

e.       Metode Sosiodrama
Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya,dan dalam pemakaian sering disilihgantikan sosiodrama pada dasarnya didramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
»   Kelebihan :
1)                                 Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkraetifitas
2)      Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina
3)       Bahasa lisan siswa dapat dibina dengan bahasa yang baik
4)      Bakat yang ada pada siswa dapat di pupuk

»    Kekurangan :
1.      Sebagian anak mengikuti drama sehingga mereka kurangkreatif
2.      Banyak memakan waktu
3.      Memerlukan tempat yang luas
4.      Sering kelas lain terganggu dengan suara pemain

f.        Metode Demontrasi
 Metode Demontrasi adalah cara penyajian materi pelajaran dengan pemberian peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses,situasi,atau benda sesuatu yang dipelajari.
Ø   Kelebihan ;
1. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
2. Proses pengajaran lebih menarik
3. Siswa dirangsang untuk mengamati
Ø   Kekurangan :
1.            Sulit untuk mendapatkan tempat dan peralatan dalam pelaksanaan pembelajaran
2.            Metode ini memerlukan ketermpilan secara khusus
3.            Demontrasi perlu perencanaan dan kesiapan  khusus dan memerlukan waktupanjang.




g.            Metode Problem solving
 Metode problem solving bukan sekedar metode mengajar, tetapi merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam metode solving dapat menggunakan metode lainnya yang dimulai dari mencari data hingga menarik suatu kesimpualan.
Ø  Kelebihan : 
1.      Metode ini bisa membuat pendidikan disekolah lebih relevan dengan kehidupan
2.      Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa
3.      Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah yang nantinya dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Ø Kekurangan :
1.      Dalam penggunaan metode ini banyak memakan waktu.
2.      Mengubah kebiasaan siswa yang belajar dengan mendengar dan menerima informasi
3.      Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa   

h.      Metode Karya Wisata 
Metode Karyawisata adalah cara mengajar dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau Objek tertentu diluar sekolah seperti di museum untuk belajar tentang sejarah.
·         Kelebihan :
1)      Karyawisata adalh metode pembelajaran yang modern yaitu dengan memanfaatkan lingkungan untuk pengalajaran
2)      Membuat pelajaran disekolah lebih relevan dengan lingkungan nyata
3)      Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual
·         Kekurangan :
1.      Sangat memerlukan perencanaan yang matang
2.      Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktudan kegiatan selama karyawisata.
3.      Sulit mengatur siswa dalam perjalanan dan mengarahkan mereka pada kegiatan studi yang dipermasalhkan




i.        Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,terutama dari guru kepada siswa,bisa pula dari siswa kepada guru.
·      Kelebihan:
1.      Pertanyaan dapat menarik perhatian siswa ,sekalipun siswa tersebut sedang rebut.
2.      Merangsang siswa dalam berpikir cepat,termasuk daya ingat
3.      Mengembangkan keberanian siswa dalam proses belajar di kelas
·      Kekurangan:
1)      Siswa merasa takut, terlebih bila guru tidak mendorong siswa untuk berani.
2)      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan daya pikir siswa
3)      Waktu banyak terbuang

j.        Metode Latihan
Metode latihan bisa disebut juga dengan metode training merupakan metode pembelajaran yang baik dalam kebiasaan kebiasaan tertentu.Juga merupakan sarana untuk menjaga kebiasaan yang baik.
·      Kelebihan :
1)      Untuk memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, menghafal, kalimat, membuat alat.
2)      Untuk memperoleh kecakapan mentalseperti dalam perkalian dan penjumlahan serta pengurangan dan lainnya.
3)      Pemanfaatan kebiasaan kebiasaan yang tidak memerlukan kosentrasi dalam pelaksanaannya.
4)      Pembentukan kebiasaan kebiasaan membuat gerakan gerakan yang kompleks.
·      Kekurangan :
1. Dapat menimbulkan verbalitas
2. Membentuk kebiasaan yang kaku,karena bersifat otomatis.
3. Menimbulkan penyesuain secara statis kepada lingkungan

k.       Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional , karena sejak dulu metode ini digunakan untuk komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam pembelajaran.
»   Kelebihan :     
1. Guru mudah menguasai kelas        
2. Mudah mempersiapkan dan melaksakan   
3. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
»   Kelemahan :
1. Menyebabkan siswa menjadi pasif
2. Mudag menjadi verbalisme
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

ü  Praktek Penggunaan Metode
Dalam prakteknya, pengguanaan metode mengajar tidak digunakan sendiri – sendiri, melainkan merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar.  
 1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas     
 2. Ceramah, Diskusi , dan Tugas
 3. Ceramamh, Demonstrasi, dan Eksperimen     
 4. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi    
 5. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas           
 6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan

E.     KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR
Dalam pengertian keberhasilan belajar mengajar yang dijelaskan dalam kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat tercapai.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan operasional keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok
b.      Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
c.       Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensional mengantarkan materi tahap berikutnya.
·      Alat Penilaian Keberhasilan Belajar Mengajar
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui test prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, test prestasi belajar dapat digolongkongkan pada beberapa jenis penilaian, yakni :
       Tes Formatif, Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada bahan tertentu dan dalam waktu tertentu pula.
       Tes Sub-Sumatif , Tes sub-sumatif meliputi jumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa agar meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Hasil tes sub-sumatif dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dapat diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.
       Tes Sumatif, Tes sumatif diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.
·      Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar sebagai Bentuk Penilaian Keberhasilan
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas tadi, yaitu tentang alat penilaian keberhasilan belajar mengajar, itu hanya sebagian besar ditujukan untuk siswa/anak didik. Sedangkan sebagai alat penilaian keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran, maka sudah seharusnya guru kurang lebihnya harus mempunyai tujuh peran dalam proses pembelajaran , diantaranya sebagai berikut :
a)      Guru sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sebagai sumber belajar, seorang guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa.
b)     Guru sebagai Fasilitator      
Peran guru sebagai fasilitator harus bisa memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Peran guru disini yaitu harus memahami berbagai jenis media pembelajaran yang dituntut harus mempunyai keterampilan/ kemampuan.
c)      Guru sebagai Pengelola       
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
Sepertihalnya organisasi yang tidak terlepas dari manajemen, peran guru juga harus seperti itu demi menciptakan proses pembelajaran yang kondusif.
d)     Guru sebagai Demonstrator           
Peran ini adalah peran yang untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
e)      Guru sebagai Pembimbing  
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan ini bisa dilihat dari adanya perbedaan, baik dari segi fisik maupun kemampuan. Yang pada proses pembelajarannya siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan yang bervariatif. Maka disinilah peran seorang guru harus bisa membimbing agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimiliki siswa tersebut.
f)       Guru sebagai Motivator      
Tarap pencapaian keberhasilan siswa maksimal atau tidaknya tergantung dari motivasi yang diberikan guru kepada siswanya.
g)      Guru sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Peran ini sebagai bentuk penilaian untuk guru maupun siswa.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan belajar bukanlah yang berdiri sendiri, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Berbagai faktor dimaksud di antaranya adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, dan evaluasi.
»   Tujuan, Tujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainnya, dan sebaliknya.
»   Guru, Performance guru dalam mengajar banyak dipengaruhi banyak faktor seperti tife kepribadian, latar belakang pendidik, pengalaman dan yang tak kalah pentingnya berkaitan dengan pandangan filosofis guru terhadap murid.
Pandangan guru terhadap anak didik mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan atau laksana kertas kosong akan banyak menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered, bukan pendekatan student-centered. Sebab, murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun.
»   Peserta Didik, Peserta didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah sistem belajar di kelas. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola, diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan potensi peserta didik maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
»   Kegiatan Pengajaran, Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar anak didik terpenuhi. Guru dengan gaya mengajarnya berusaha mempengaruhi gaya dan cara belajar anak didik. Gaya mengajar menurut Muhammad Ali (1992), dapat dibedakan ke dalam empat macam yaitu, gaya mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi dan gaya mengajar interaksional .
»    Evaluasi, Bahan ajar dalam kurikulum harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan biasanya menjadi rujukan pembuatan item-item soal evaluasi. Guru membuat perencanaan evaluasi secara sistematik dengan menggunakan alat evaluasi yang tepat.
Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi prestasi sisa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.

F.     Penggunaan Media Sumber Belajar dalam Proses Belajar Mengajar
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Macam-macam media:
o   Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam: media auditif, visual, audiovisual.
o   Dilihat dari daya liputnya: media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media untuk pengajaran individual.
o   Dilihat dari bahan pembuatannya: media sederhana, media kompleks.

G.    Beberapa Teknik Mendapatkan Umpan Balik
1)      Memancing apersepsi anak didik
2)       Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
3)       Memilih bentuk motivasi yang akurat

H.    Pengembangan Variasi Mengajar
Pengembangan di sini mencakup pada komponen-komponen variasi mengajar yang dikelompokkan menjadi variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajaran serta variasi interaksi.

I.       Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya.
Terdapat dua macam masalah pengelolaan kelas, yaitu :
1.    Masalah Individual :
§  Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
§  Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
§  Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
§  Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
2.    Masalah Kelompok :
o Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
o Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
o Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
o “Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
  • Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
  • Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.




Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan
Ø  Behavior – Modification Approach (Behaviorism Apparoach)
Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas meliputi:
1)      Pendekatan kekuasaan
2)      Pendekatan ancaman
3)      Pendekatan kebebasan
4)       Pendekatan resep
5)       Pendekatan pengajaran
6)       Pendekatan perubahan tingkah laku
7)      Pendekatan suasana emosi dan hubungan social
8)       Pendekatan elektis atau pluralistik

No comments:

Post a Comment