STATEGI BELAJAR MENGAJAR
A. KONSEP STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR
o
Pengertian
Strategi Belajar Mengajar
Ada empat
strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
b.
Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan
aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c.
Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
d.
Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan
sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat
penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
o
Klasifikasi
Strategi Belajar Mengajar
Menurut Tabrani Rusyan dkk., terdapat berbagai masalah sehubungan dengan
strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Konsep
dasar strategi belajar mengajar
2. Sasaran
kegiatan belajar
3. Belajar
mengajar sebagai suatu system
4. Hakekat
proses belajar
5. Entering
behavior siswa
6. Pola-pola
belajar siswa
7. Memilih
sistem belajar mengajar
8. Pengorganisasian
kelompok belajar
9. Pengelolaan
atau implementasi proses belajar mengajar.
B. HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN MENGAJAR
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai
objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha
secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya
dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak
yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar,
karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung
sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar
mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.
ü
Tujuan.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan.
ü
Bahan
Pelajaran. Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar.
ü
Kegiatan Belajar Mengajar. Kegaiatan
belajar mengajar adalah ini kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
ü
Metode.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
ü
Alat.
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran.
ü
Sumber
Pelajaran. Sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang.
ü
Evaluasi.
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan menurut Wayan Nurkancana dan PPN
Sumartana, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Berpijak pada konsep keragaman gaya belajar dan
perbedaan tingkat kecenderungan multiple intelligence siswa mengenai adanya
perbedaan individual, kiranya penting untuk diperhatikan bagi para guru untuk
memahami keragamaan gaya belajar siswa ini. Dengan demikian, diharapkan setiap
individu siswa dapat belajar secara menyenangkan, karena model pembelajarannya
didesain berlandaskan pada gaya belajar dan kecerdasan yang ada pada
masing-masing siswa.
C. BERBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.
Dilihat dari pendekatanya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(Student Centered Approach)
b.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
(Teacher Centered Approch).
c.
Metode pembelajaran dapat di artikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Macam-macam metode
pembelajaran:
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Simulasi
5. Laboratorium
6. Pengalaman
Lapangan
7. Brainstorming
8. Debat
9. Simposium
·
Metode Ceramah dan Demonstrasi termasuk dalam
kategori pendekatan yang berpusat pada guru.
·
Metode Diskusi, Simulasi, Laboratorium,
Pengalaman Lapangan, Brainstorming, debat, dan Simposium termasuk dalam
kategori pendekatan yang berpusat pada siswa.
Ada
beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat
membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu:
a) Pendekatan
Individual, misalnya untuk membantu mempermudah memecahkan persoalan kesulitan
belajar anak didik.
b) Pendekatan
kelompok; yakni untuk mengembangkan sikap sosial anak didik
c) Pendekatan
bervariasi, yakni pendekatan yang bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam.
d) Pendekatan edukatif, yakni setiap tindakan,
sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma
sosial dan norma agama.
e) Pendekatan pengalaman, misal: pemberian tugas
untuk melaksanakan kegiatan di bulan Ramadhan seperti syaum, tarawih, kultum,dan
tadarus.
f) Pendekatan
pembiasaan, misal: memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa
mengamalkan ajaran agamanya.
g) Pendekatan emosional, yakni suatu usaha untuk
menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati ajaran
agamanya.
h) Pendekatan rasional, yakni guru berusaha untuk
memberikan peranan kepada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran
ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
i)
Pendekatan fungsional, yakni bagaimana membuat anak
dapat mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan hidupnya.
j)
Pendekatan keagamaan, yakni membantu guru untuk
memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya
nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,
dihayati, dan diamalkan selama hayat siswa di kandung badan.
k) Kebermaknaan,
yakni pendekatan yang lebih memperhatikan ketepatan dalam penggunaan bahasa.
D.
KEDUDUKAN, PEMILIHAN DAN
PENENTUAN METODE DALAM PENGAJARAN
ü
Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Salah satu usaha yang tidak pernah
ditinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode yaitu:
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode yaitu:
1.
Metode sebagai Alat motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak
kalah petingnya dari komponen lalinnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak
ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran.
Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi
ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut
Sardiman. A.M (1988;90) adalah motif – motif yang aktif dan berfungsinya,
karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat
perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2. Metode
Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua
anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap anak
didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam – macam, ada yang cepat, ada
yang sedang, dan ada yang lambat. Factor intelegensi mempengaruhi daya serap
anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya
penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki
pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
3.
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita – cita yang akan dicapai dlam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang member arah kemana keegiatan belajar
mengajar akan dibawa. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan.
Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka
metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Antara metode dan tujuan
jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran. Bila tidak, maka akn sia – sialah tujuan tersebut.
ü
Pemilihan dan Penentuan Metode
1. Nilai Strategi Metode
2. Guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan
dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas.
3. Efektivitas Penggunaan Metode, Efektivitas penggunaan metode dapat terjadi
bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah
diprogramkan dalam suatu pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
ü
Pentingnya Pemilihaan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreativ bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu
kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemulihan dan penetuan metode
yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
ü Faktor
– factor yang mempengaruhi Pemilihan Metode
Guru akan lebih mudah menetapkan metode
yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jjika
memahami sifst – sifst masing – masing metode tersebut. Winarno Surahmad (1990;
97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa
factor sebagai berikut :
Ø Anak
Didik, Anak didik adalah manusia berpotensi yang
mengahajatkan pendidikan.
Ø Tujuan, Tujuan
adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Ø Situasi, Situasi adalah suasana kegiatan belajar
mengajar yang guur ciptakan tidak selalu sama dari hari kehari.
Ø Fasilitas, Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang
belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akna
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
Ø Guru, Guru adalah manusia berpotensi yang mengjarkan
pendidikan.
Kedudukan metode mencakup: kedudukan metode sebagai alat
motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Macam
– macam Metode Belajar
a.
Metode Proyek atau Unit
Metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannnya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki:
o
Kelebihan :
a.
Dapat
memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan
b.
Dapat
membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam kehidupan sehari – hari secara terpadu.
c.
Metode ini
sesuai dengan prinsip – prinsip Didaktik modern.
o
Kekurangan
:
a. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat
ini,baik secara vertical maupun horizontal belum menunjang pelaksanaan metode
ini
b. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat
mengaburkan pokok unit yang dibahas.
c. Pemilihan topic ini yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan sumber – sumber belajar yang diperlukan.
b.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalamji dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
§ Kelebihan:
1. Membuat siswa percaya atas kebenaran
2. Dalam membina siswa untuk membuat trobosan –
trobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya.
3. Hasil – hasil percobaan yang berharga dapat
dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
§ Kekurangan :
1. Metode ni lebih cocok dalam bidang sains dan
tekhnologi
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas
peralatan
3. Metode ini menuntut keuletan, ketelitian,
danketabahan.
c.
Metode Tugas dan Resitasi
Metode Resitasi adalah metode penyajian
bahan dimana guru meemberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar
Ø Kelebihan :
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan
aktifitas belajar individual atau kelompok.
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa.
c. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
Ø Kekurangan :
a.
Siswa
sulit dikontrol
b.
Tidak
mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
c.
Sering memberikan tugas yang monoton
d.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa – siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau peertanyaan yang
bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
a. Kelebihan :
1. Merangsang kreatifitas anak didik
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
1. Merangsang kreatifitas anak didik
2. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3. Memperluas wawasan
b. Kekurangan :
1) Tidak dapat dipakai dalam bentuk kelompok yang
besar.
2) Pessserta mendapat informasi yang terbatas.
3) Pembicaraan terkadang
menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
e.
Metode Sosiodrama
Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya,dan dalam
pemakaian sering disilihgantikan sosiodrama pada dasarnya didramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social.
»
Kelebihan
:
1)
Siswa akan
terlatih untuk berinisiatif dan berkraetifitas
2) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan
dibina
3) Bahasa
lisan siswa dapat dibina dengan bahasa yang baik
4) Bakat yang ada pada siswa dapat di pupuk
»
Kekurangan
:
1. Sebagian anak mengikuti drama sehingga mereka
kurangkreatif
2. Banyak memakan waktu
3. Memerlukan tempat yang luas
4. Sering kelas lain terganggu dengan suara pemain
f.
Metode Demontrasi
Metode Demontrasi adalah cara penyajian
materi pelajaran dengan pemberian peragaan atau mempertunjukan kepada siswa
suatu proses,situasi,atau benda sesuatu yang dipelajari.
Ø
Kelebihan
;
1. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
2. Proses pengajaran lebih menarik
3. Siswa dirangsang untuk mengamati
1. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
2. Proses pengajaran lebih menarik
3. Siswa dirangsang untuk mengamati
Ø Kekurangan :
1.
Sulit
untuk mendapatkan tempat dan peralatan dalam pelaksanaan pembelajaran
2.
Metode ini
memerlukan ketermpilan secara khusus
3.
Demontrasi
perlu perencanaan dan kesiapan khusus
dan memerlukan waktupanjang.
g.
Metode Problem solving
Metode problem solving bukan sekedar metode mengajar, tetapi
merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam metode solving dapat menggunakan
metode lainnya yang dimulai dari mencari data hingga menarik suatu kesimpualan.
Ø Kelebihan :
1. Metode ini bisa membuat pendidikan disekolah lebih
relevan dengan kehidupan
2. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir
siswa
3. Proses belajar mengajar melalui pemecahan
masalah yang nantinya dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Ø Kekurangan :
1. Dalam penggunaan metode ini banyak memakan
waktu.
2. Mengubah kebiasaan siswa yang belajar dengan
mendengar dan menerima informasi
3. Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan tingkat berpikir siswa
h.
Metode Karya Wisata
Metode Karyawisata adalah cara mengajar dengan
mengajar siswa kesuatu tempat atau Objek tertentu diluar sekolah seperti di
museum untuk belajar tentang sejarah.
·
Kelebihan
:
1)
Karyawisata
adalh metode pembelajaran yang modern yaitu dengan memanfaatkan lingkungan
untuk pengalajaran
2)
Membuat
pelajaran disekolah lebih relevan dengan lingkungan nyata
3)
Informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual
·
Kekurangan
:
1.
Sangat
memerlukan perencanaan yang matang
2.
Memerlukan
koordinasi dengan guru serta bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang
tindih waktudan kegiatan selama karyawisata.
3.
Sulit
mengatur siswa dalam perjalanan dan mengarahkan mereka pada kegiatan studi yang
dipermasalhkan
i.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian
pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,terutama dari guru kepada
siswa,bisa pula dari siswa kepada guru.
·
Kelebihan:
1.
Pertanyaan
dapat menarik perhatian siswa ,sekalipun siswa tersebut sedang rebut.
2.
Merangsang
siswa dalam berpikir cepat,termasuk daya ingat
3.
Mengembangkan
keberanian siswa dalam proses belajar di kelas
·
Kekurangan:
1)
Siswa
merasa takut, terlebih bila guru tidak mendorong siswa untuk berani.
2)
Tidak
mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan daya pikir siswa
3)
Waktu
banyak terbuang
j.
Metode Latihan
Metode latihan bisa disebut juga dengan metode
training merupakan metode pembelajaran yang baik dalam kebiasaan kebiasaan
tertentu.Juga merupakan sarana untuk menjaga kebiasaan yang baik.
·
Kelebihan
:
1)
Untuk
memperoleh kecakapan motoris seperti menulis, menghafal, kalimat, membuat alat.
2)
Untuk
memperoleh kecakapan mentalseperti dalam perkalian dan penjumlahan serta pengurangan
dan lainnya.
3)
Pemanfaatan
kebiasaan kebiasaan yang tidak memerlukan kosentrasi dalam pelaksanaannya.
4)
Pembentukan
kebiasaan kebiasaan membuat gerakan gerakan yang kompleks.
·
Kekurangan
:
1. Dapat menimbulkan verbalitas
2. Membentuk kebiasaan yang kaku,karena bersifat otomatis.
3. Menimbulkan penyesuain secara statis kepada lingkungan
1. Dapat menimbulkan verbalitas
2. Membentuk kebiasaan yang kaku,karena bersifat otomatis.
3. Menimbulkan penyesuain secara statis kepada lingkungan
k.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional , karena sejak dulu metode ini digunakan untuk
komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam pembelajaran.
»
Kelebihan
:
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Mudah mempersiapkan dan melaksakan
3. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
1. Guru mudah menguasai kelas
2. Mudah mempersiapkan dan melaksakan
3. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
»
Kelemahan
:
1. Menyebabkan siswa menjadi pasif
2. Mudag menjadi verbalisme
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
1. Menyebabkan siswa menjadi pasif
2. Mudag menjadi verbalisme
3. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.
ü
Praktek Penggunaan Metode
Dalam prakteknya, pengguanaan metode mengajar
tidak digunakan sendiri – sendiri, melainkan merupakan kombinasi dari beberapa
metode mengajar.
1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
2. Ceramah, Diskusi , dan Tugas
3. Ceramamh, Demonstrasi, dan Eksperimen
4. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi
5. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas
6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan
1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
2. Ceramah, Diskusi , dan Tugas
3. Ceramamh, Demonstrasi, dan Eksperimen
4. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi
5. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas
6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan
E. KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR
Dalam pengertian keberhasilan belajar mengajar
yang dijelaskan dalam kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan,
antara lain “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran
dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya dapat
tercapai.
Keberhasilan atau
kegagalan dalam proses belajar mengajar merupakan sebuah ukuran atas proses
pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan operasional keberhasilan belajar,
maka belajar dikatakan berhasil apabila diikuti ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Daya serap terhadap bahan pengajaran yang
diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok
b.
Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran
khusus (TPK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
c.
Terjadinya proses pemahaman materi secara
sekuensional mengantarkan materi tahap berikutnya.
·
Alat Penilaian Keberhasilan Belajar Mengajar
Untuk mengukur
dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui test
prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, test prestasi
belajar dapat digolongkongkan pada beberapa jenis penilaian, yakni :
∞ Tes
Formatif, Tes formatif
digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan
tersebut. Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar pada bahan tertentu dan dalam waktu tertentu pula.
∞ Tes
Sub-Sumatif , Tes
sub-sumatif meliputi jumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap
siswa agar meningkatkan hasil prestasi belajar siswa. Hasil tes sub-sumatif
dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dapat
diperhitungkan dalam menentukan nilai raport.
∞ Tes Sumatif, Tes sumatif diadakan untuk mengukur daya serap
siswa terhadap bahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua tahun pelajaran. tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau
taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil
dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau
sebagai ukuran mutu sekolah.
·
Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar
sebagai Bentuk Penilaian Keberhasilan
Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas tadi, yaitu tentang alat penilaian keberhasilan belajar
mengajar, itu hanya sebagian besar ditujukan untuk siswa/anak didik. Sedangkan
sebagai alat penilaian keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran, maka sudah
seharusnya guru kurang lebihnya harus mempunyai tujuh peran dalam proses
pembelajaran , diantaranya sebagai berikut :
a) Guru
sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar
berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau
tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Sebagai sumber
belajar, seorang guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak
dibandingkan dengan siswa.
b) Guru
sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator harus bisa memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Peran guru disini yaitu harus memahami berbagai jenis media pembelajaran yang dituntut harus mempunyai keterampilan/ kemampuan.
Peran guru sebagai fasilitator harus bisa memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Peran guru disini yaitu harus memahami berbagai jenis media pembelajaran yang dituntut harus mempunyai keterampilan/ kemampuan.
c) Guru sebagai Pengelola
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Sepertihalnya organisasi yang tidak terlepas dari manajemen, peran guru juga harus seperti itu demi menciptakan proses pembelajaran yang kondusif.
Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Sepertihalnya organisasi yang tidak terlepas dari manajemen, peran guru juga harus seperti itu demi menciptakan proses pembelajaran yang kondusif.
d) Guru
sebagai Demonstrator
Peran ini adalah peran yang untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
Peran ini adalah peran yang untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
e) Guru
sebagai Pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan ini bisa dilihat dari adanya perbedaan, baik dari segi fisik maupun kemampuan. Yang pada proses pembelajarannya siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan yang bervariatif. Maka disinilah peran seorang guru harus bisa membimbing agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimiliki siswa tersebut.
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan ini bisa dilihat dari adanya perbedaan, baik dari segi fisik maupun kemampuan. Yang pada proses pembelajarannya siswa tersebut akan mengalami proses perkembangan yang bervariatif. Maka disinilah peran seorang guru harus bisa membimbing agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimiliki siswa tersebut.
f) Guru
sebagai Motivator
Tarap pencapaian keberhasilan siswa maksimal atau tidaknya tergantung dari motivasi yang diberikan guru kepada siswanya.
Tarap pencapaian keberhasilan siswa maksimal atau tidaknya tergantung dari motivasi yang diberikan guru kepada siswanya.
g) Guru
sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Peran ini sebagai bentuk penilaian untuk guru maupun siswa.
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Peran ini sebagai bentuk penilaian untuk guru maupun siswa.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar Mengajar
Keberhasilan belajar bukanlah yang berdiri sendiri, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Berbagai faktor dimaksud di antaranya adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, dan evaluasi.
Keberhasilan belajar bukanlah yang berdiri sendiri, melainkan banyak faktor yang mempengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Berbagai faktor dimaksud di antaranya adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, dan evaluasi.
» Tujuan, Tujuan merupakan muara dan
pangkal dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan menjadi pedoman
arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Kepastian proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas
tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang
akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainnya, dan
sebaliknya.
» Guru, Performance guru dalam mengajar
banyak dipengaruhi banyak faktor seperti tife kepribadian, latar belakang pendidik,
pengalaman dan yang tak kalah pentingnya berkaitan dengan pandangan filosofis
guru terhadap murid.
Pandangan guru terhadap anak didik mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan atau laksana kertas kosong akan banyak menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered, bukan pendekatan student-centered. Sebab, murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun.
Pandangan guru terhadap anak didik mempengaruhi kegiatan mengajar guru di kelas. Guru yang memandang anak sebagai makhluk individual yang tidak memiliki kemampuan atau laksana kertas kosong akan banyak menggunakan pendekatan metode yang teacher-centered, bukan pendekatan student-centered. Sebab, murid dipandangnya sebagai gelas kosong yang bisa diisi apapun.
» Peserta
Didik, Peserta
didik dengan segala perbedaannya seperti motivasi, minat, bakat, perhatian,
harapan, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah
sistem belajar di kelas. Perbedaan-perbedaan inilah yang wajib dikelola,
diorganisir guru, untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Apabila guru
tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan-perbedaan
potensi peserta didik maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
» Kegiatan
Pengajaran, Pola umum
kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan peserta
didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan
belajar yang baik maka kepentingan belajar anak didik terpenuhi. Guru dengan
gaya mengajarnya berusaha mempengaruhi gaya dan cara belajar anak didik. Gaya
mengajar menurut Muhammad Ali (1992), dapat dibedakan ke dalam empat macam
yaitu, gaya mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar
personalisasi dan gaya mengajar interaksional .
» Evaluasi, Bahan ajar dalam kurikulum harus diselesaikan dalam jangka waktu
yang telah ditentukan dan biasanya menjadi rujukan pembuatan item-item soal
evaluasi. Guru membuat perencanaan evaluasi secara sistematik dengan
menggunakan alat evaluasi yang tepat.
Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi prestasi sisa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.
Evaluasi yang valid (sahih) bukan saja memberikan informasi prestasi sisa dalam mencapai tujuan tetapi memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.
F.
Penggunaan Media Sumber Belajar dalam
Proses Belajar Mengajar
Media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran. Macam-macam media:
o
Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
media auditif, visual, audiovisual.
o
Dilihat dari daya liputnya: media dengan daya
liput luas dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat, media untuk pengajaran individual.
o
Dilihat dari bahan pembuatannya: media
sederhana, media kompleks.
G. Beberapa
Teknik Mendapatkan Umpan Balik
1)
Memancing apersepsi anak didik
2)
Memanfaatkan
taktik alat bantu yang akseptabel
3)
Memilih bentuk
motivasi yang akurat
H. Pengembangan
Variasi Mengajar
Pengembangan di sini
mencakup pada komponen-komponen variasi mengajar yang dikelompokkan menjadi
variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajaran serta variasi interaksi.
I. Pengelolaan
Kelas
Pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok kelas yang berupa
lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan
kemampuannya.
Terdapat dua macam masalah pengelolaan
kelas, yaitu :
1.
Masalah Individual :
§
Attention getting behaviors
(pola perilaku mencari perhatian).
§
Power seeking behaviors (pola
perilaku menunjukkan kekuatan)
§
Revenge seeking behaviors (pola
perilaku menunjukkan balas dendam).
§
Helplessness (peragaan
ketidakmampuan).
Keempat
masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau
perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi
juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
2.
Masalah Kelompok :
o Kelas
kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi,
dan sebagainya.
o Penyimpangan
dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
o Kelas
mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
o “Membombong”
anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
- Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
- Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.
Beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan
Ø Behavior
– Modification Approach (Behaviorism Apparoach)
Pendekatan
yang digunakan dalam pengelolaan kelas meliputi:
1) Pendekatan
kekuasaan
2) Pendekatan
ancaman
3) Pendekatan
kebebasan
4) Pendekatan resep
5) Pendekatan pengajaran
6) Pendekatan perubahan tingkah laku
7) Pendekatan
suasana emosi dan hubungan social
8) Pendekatan elektis atau pluralistik
No comments:
Post a Comment